Toyota kembangkan detektor ‘anti-narkoba’

2012-toyota-toyota-alphard-2012-alphard-alphard-al-bd105f

Tragedi maut yang memakan 9 korban jiwa di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, menjadi pelajaran pahit tentang begitu berbahayanya mengemudi di bawah pengaruh narkoba. Tak peduli seberapa handal kemampuan mengemudi seseorang, dan menggunakan mobil secanggih serta sehebat apapun, maka bencana lah yang akan menghadang di jalan.

Oleh karena itu, sudah selayaknyalah pihak yang berwenang makin memperketat aturan hukum tentang penyalahgunaan bahan-bahan psikotropik dan serta pemberlakuan sanksi tegas atas pelanggarannya. Dan sebagai upaya pencegahan, maka perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat, terutama kalangan industri otomotif.

Atas dasar itulah Toyota sebagai salah satu pelaku industri otomotif merasa perlu mengembangkan teknologi yang bisa mendukung upaya pencegahan terjadinya kecelakaan serupa atau yang lebih parah lagi, berkaitan dengan pengaruh narkoba bagi para pengemudi. Para ahli di Toyota mengembangkan sejumlah sistem pendeteksi dini.

Prinsip kerja sistem pencegahan kecelakaan itu mengandung dua unsur, pertama untuk mendeteksi tingkat kesadaran pengemudi lewat analisa kandungan alkohol dan pupil mata. Kedua, mencegah pengemudi yang tidak dalam kondisi utuh kesadarannya untuk mengendarai mobilnya.

Salah satu sistem yang diperkenalkan adalah dengan menggunakan sejumlah sensor di roda kemudi plus kamera. Sensor-sensor berfungsi mengukur kandungan alkohol pengemudi lewat keringat tangan. Kamera berfungsi mendeteksi fokus tidaknya pupil mata pengemudi ke jalan. Jika sensor-sensor mengidentifikasi pola pengendaraan yang tidak biasa, atau pupil mata tidak fokus atau kandungan alkohol melampaui batas, maka sistem akan memerintahkan mobil untuk melambat dan berhenti secara otomatis.

Dengan demikian situasi seperti yang terjadi akhir pekan lalu tidak terjadi, dimana mobil melaju dengan kecepatan tinggi yang menurut investigasi Polri mencapai 90km/jam. Toyota juga mengembangkan sistem yang menggunakan breath analyzer yang mampu menganalisa nafas pengemudi untuk mengetahui kandungan alkohol. Sistem ini juga menggunakan kamera untuk mendeteksi tingkat kesadaran pengemudi.

Dengan menggenggam breath analyzer, pengemudi menghembuskan nafasnya. Jika kandungannya melampaui ambang batas, sistem akan memperingatkan pengemudi hingga melumpuhkan mobil, tergantung level kandungan alkohol pengemudi.

Apa yang mendorong Toyota mengembangkan sistem seperti ini. Selain karena tingginya tingkat kecelakaan yang berkaitan dengan alkohol dan narkoba, juga ada sebuah peristiwa yang menyayat hati. Pada bulan Agustus 2006 di Jepang, pengemudi mabuk menabrak mobil lain yang ditumpangi satu keluarga hingga mobil itu terlempar keluar jembatan.

Tiga anak tewas dalam kecelakaan itu. Hal itulah yang kemudian mendorong otoritas di Jepang untuk memberi hukuman lebih berat pada sopir mabuk. Peristiwa itu juga mendorong pabrikan untuk melengkapi mobilnya dengan fitur dan sistem yang bisa memastikan keselamatan semua orang dari perilaku yang tidak bertanggung jawab. (toyota/bun)

sumber; merdeka.com

Leave a comment