Pengalaman Pertama Munggah Gunung; Welirang 3156 mDPL

Gunung Welirang 3156 mDPL

Gunung Welirang adalah gunung yang masih aktif dengan kawah yang selalu menghembuskan asap dan cairan belerang. Gunung ini merupakan kompleks gunung yang membentuk barisan. Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya : Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051 mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes dan Trawas ), dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

– Masih teringat segar dipikiran saya tentang pengalaman munggah gunung pertama saya dan kawan2, dengan bahasa lisan dan ungkapan pikiran akan saya coba rubah semuanya kedalam bentuk tulisan. ini adalah tulisan-tulisan saya biar jelek asal selamat eh asal manfaat.., biar ada yang bilang tak penting, asal tak merugikan pihak manapun, saya tetap lanjutkan .. karena saya rindu kebebasan pers haha.. 😛 –

Begini ceritanya brow and sist…, agak serius dikit ya, ada wolesnya juga tenang aja..!?

Seminggu sebelum pemberangkatan, kami sudah mempersiapkannya mulai dari anggota tim, fisik, bekal makanan, logistik dls. rasanya sudah tidak sabar lagi menunggu tanggal 15-17 Maret 2013 yang waktu itu adalah planning rencana pemberangkatan kita melakukan ekspedisi yang kita beri nama “PALAWIJA” Pecinta Alam Arjuno-Welirang (baru pertama-masih alay kasih namanya).. 😀 . Dan agenda ini adalah pengalaman perdana mendaki saya dkk.

Jum’at 15 Maret 2013
Datanglah waktu yang kita tunggu, pemberangkatan pendakian dimulai, dari kita belum ada yang pernah ke welirang memang, hari itu salah satu anggota kita sebenarnya sudah ada yang berangkat sebelum jum’atan dia bermaksud untuk mendaki duluan (singel) dan akan ditunggu di pos yang terahir, maklum karena sudah diatas ubun-ubun keinginginannya untuk mendaki dan dia juga sering mendaki sendiri alias (single) pengen tau rasanya naik gunung sendiri??? silahkan bisa dicoba .. hha, dan ternyata ketika di pos perijinan (PHPA) Tretes dia tidak diijinkan oleh petugas dengan alasan karea pada ahir desember kemarin ada mahasiswa UPN Surabaya yang hilang saat pendakian ke Welirang selama 9 hari dan alhamdulillah ditemukan dalam keadaan selamat. masih ndak percaya ini beritanya:

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/2013-01-02/157278/_Selama_9_Hari,_Inok_Hanya_Makan_Daun
http://www.tempo.co/read/news/2013/01/03/058451726/Hilang-9-Hari-Pendaki-Gunung-Welirang-Ditemukan

nih ingat gunung memang gak bisa dibuat main-main…

Sisanya, termasuk saya baru berangkat dari malang pukul 17.00 (ada kegiatan kampus mahasiswa rajin ngampus) terpaksa teman saya yang duluan tadi masih tetap setia menunggu kedatangan kami di pos perijinan sampai kami datang (agar bisa mendaki soalnya kalo singel mboten pareng alias tidak boleh). ini Mas yang duluan berangkat namanya Mahdum Edisi Terbatas asli pendaki Malang.

Setelah tim kami 5 orang dari malang sudah lengkap ahirnya kami langsung meninggalkan malang menuju tretes berangkat setelah maghrib pukul 18.30, tambahan satu orang lagi dari kami telah menunggu di purwosari dan sampailah di Tretes pukul 20.00 (tepatnya depan Wisma Tanjung belakang hotel Surya) kami sudah ditunggu rekan kami yang berangkat siang tadi, ahirnya setelah tim kita yang berjumlah 7 orang sudah lengkap dan laki kuadrat semua (boyband), kami kemudian mengecek logistik, perlengkapan yang kurang dan melakukan perijinan, di Pos Perijinan (PHPA) untuk biaya masuk total sekitar 7.000/org (bukan saya yang mengurus) he.., untuk parkir motor 5.000/hari, waktu itu memang sudah malam selama perjalanan ke tretes tadi saya sempat berfikiran apa masih ada pendaki lain ya selain dari kami, tak disangka ternyata di pos perijinan malam itu masih rame dengan pendaki lain yang juga akan naik malam itu juga, pendaki dari surabaya 4 org, dari UIN malang 4 orang. (naik gunung tak kenal waktu he.. tpi time line yang bagus juga sangat berpengaruh dalam menikmati perjalanan).

Pos Perijinan (Ijin dulu biar lancar)

Pos Perijinan (Ijin dulu biar lancar)

Disinilah anda harus mendaftar (biar resmi tidak ilegal kalo ada apa2 cepat ditangani, disini juga bakal dikasih peta) Tepat pukul 20.30 Tas carrier mulai dinaikkan ke pundak masing2, perjalanan dimulai dari Pos PHPA menuju Pos 1 (petbocor) kami ber tujuh mulai berangkat , dan melangkahkan kaki untuk memulai pendakian, dengan berbekal head lamp dan senter ditangan kami berjalan berlahan menyisiri jalan bebatuan tertata, tak lama kaki melangkah sudah disuguhi tanjakan yang lumayan curam, maklum bagi kami ini adalah pendakian pertama he.., agar bisa sampai puncak Welirang kami harus melewati 3 pos (Pet bocor, Kop-kopan, dan pos terahir yaitu Pondokan), selama menuju ke pos 1 anda akan bertemu dengan persimpangan jalan, kekanan menuju wisata air terjun Kakek Bodo, sedang kiri menuju jalur welirang (jangan kuatir persimpanganya tidak akan membingungkan, tetap ikuti jalan yang lebih lebar yang arah Gunung Welirang),setelah berjalan 30 menit dari pos PHPA sampailah di pos 1 (pet bocor), istirahat sejenak tampak mulai keluar keringat dingin dan terasa hawa dingin gunung, pos 1 ini ada warung lhoo., kalo siang bukanya berhubung sudah malam pasti tutup, tak lupa kami langsung mengeluarkan camera untuk mendokumentasikan moment perdana..,, 😀

Pos1 (Pet bocor) ada warung kalo siang bukanya tersedia aneka makanan)

Pos1 (Pet bocor) ada warung kalo siang bukanya tersedia aneka makanan)

Istirahat di kemiringan jalan

Istirahat di kemiringan jalan

setelah itu kami lanjut lagi ke pos 2 (Kop-kopan) membutuhkan waktu 3-4 jam perjalanan, tanjakan dengan bebatuan terjal yang ekstrim selalu mengikuti kita namun dibelakang kami terlihat lampu-lampu kota yang indah, melihat keatas langit tampak suram tak ada bintang karena cuaca mendung, tak apalah untungnya malam itu tidak hujan, langkah demi langkah tetap bergerak dengan beban berat di punggung yaitu barang bawaan yang ada didalam tas carrier, ahirnya jam 23.30 sampailah di pos kedua, karena fisik makin lemah dan larut malam kami putuskan untuk ngecamp dulu di pos 2, di pos ini ternyata juga ada 3 rombongan yang ngecamp untuk istirahat, tenda pun segera kami keluarkan dari tas carrier dan sebagaian yang lain buat kopi dan masak mie, maklum dari siang kami belum makan nasi.., curhat g penting .. :D, di pos dua ini sumber air melimpah dan dapat langsung dikonsumsi pendaki, kenapa bisa disebut kop-kopan?? (baca: ngokop; meminum langsung dari sumber air).

Dinner

Dinner with konco2

Makan malam bersama pun kami santap didalam tenda begitu nikmatnya karena malam itu diselimuti dingin kabut dan lelah yang ada ditubuh kita (suasana inilah bisa anda dapat diperadaban kota, yang hanya bisa anda dapat di alam), setelah makan malam sleeping bag keluar dari tas carrier untuk ngebungkus tubuh saat tidur (botokan orang) haha .., biar dinginya g menusuk tulang dan bisa tidur pulas untuk menyambut hari esok.

Ini lho tenda kami selama di kop-kopan

Ini lho tenda kami selama di kop-kopan

Pos 2 ada Sumber Air yang jernih & warung jual gorengan ..

Pos 2 ada Sumber Air yang jernih & warung jual gorengan .. dari kiri:Afif, Wisnu, Feri, Rusanto, Lukman dan Jaya,. mas Mahdum yang foto kita

Sabtu, 16 Maret 2013

Selamat Pagi… Selamat Datang di Indomaret ehh Selamat Datang di Pos 2 maksudnya celetuk si Lukman yang sdh bangun duluan .., >>  tepat pukul 05.15 kami pun terbangun dari tidur lelap dan mengambil air wudhu untuk sholat subuh, setelah itu tak lupa dengan yang satu ini yaitu gantian mengambil gambar dengan background sun rise dan pemandangan nan indah dari gunung penanggungan, serta hiasan bangunan kota kecil nan jauh dibawah, serta asap semburan lumpur lapindo yang tampak dari kop-kopan. tenda pendaki lain masih terlihat belum ada kehidupan masih terlelap dengan tidurnya.

Dari pos 2 tampak gunung penanggungan Mojokerto

Dari pos 2 tampak gunung penanggungan Mojokerto

Untuk menghemat waktu, pagi itu kami sarapan dengan roti dan susu kemudian langsung packing peralatan dan tenda untuk prepare melanjutkan perjalanan, tak lupa dipos 2 ini kami mengisi botol kosong karena dipos 2 sumber air sangat melimpah, pukul 06.30 kami meninggalkan pos 2 menuju ke pos selanjutnya yaitu pos 3 (Pondokan) butuh waktu sekitar 4-5 jam perjalanan (apa itu bener jalan kaki dengan sudut kemiringan diatas 45?? capeek deh..beginilah sensasinya naik gunung) ,. Lanjuut !!! seruan pemberi semangat dari Afif menegaskan untuk memulai melagkahkan kaki, tak lama kaki melangkah tanjakan yang curam dengan bebatuan besar disepanjang jalan membuat ritme pernafasan semakin tidak teratur dan detak jantung semakin kencang memaksa tubuh ini untuk sesering mungkin beristirahat, diselah-selah istirahat kamipun dapat melihat pohon pinus berjajar rapi dan hijaunya pegunungan membuat semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan. ingin tahu bagaimana penampakannya???….

jalanan bebatuan seperti makadam, dan menanjak

jalanan bebatuan seperti makadam, dan menanjak

Istirahat sejenak untuk meringankan beban dipundak

Istirahat sejenak untuk meringankan beban dipundak

Mulai tampak puncak welirang dengan asapnya

Mulai tampak puncak welirang dengan asapnya

ditengah-tengah perjalanan kami bertemu dengan pendaki asal jakarta berjumlah 7 org yang sudah lima hari berada di atas, kami pun istirahat bersama sambil ngobrol2 ringan, sambil menunggu kedatangan si Afif yang kakinya mulai terasa cekot-cekot hehe., ahirnya dia ketinggalan berada dibarisan paling belakang 😛 .., saat istirahat bersama pendaki dari Jakarta mas Mahdum menawari rokok kepada rombongan dari jakarta tersebut, sempat menolak karena sungkan, ternyata mereka kehabisan rokok, sebenarnya mereka akan mendaki ke Semeru, berhubung waktu itu pendakian Semeru masih ditutup ahirnya banyak pendaki mengalihkan tujuannya ke Arjuno-Welirang. setelah ngobrol sekitar 10menit dan  sudah berkumpul semua kami pamit untuk melanjutkan perjalanan lagi.

Bertemu pendaki lain, si Afif yang tampak teler :)

Bertemu pendaki lain, si Afif yang tampak teler 🙂

Perjalanan ditemani kabut pekat

Perjalanan ditemani kabut pekat

Pagi itu kabut mulai datang mengiringi perjalanan kami, tidak lama kabut pergi tampaklah pemandangan begitu indahnya mulai dari bukit-bukit dengan ilalang dan deretan pohon pinus, lelah kaki melangkah dibebatuan terjal nan panjang dengan kemiringan jalan diatas 50 derajat membawa tubuh ini sering istirahat, si Afif tampaknya mulai kram kakinya, sempat ingin menyerah tapi kami tetap memberinya semangat si Anto nyeletuk bercanda ala komando (anda ragu kembali kekesatuan) padahal dia juga mulai ngos-ngosan dan beberapa kali harus rukuk (seperti dalam sholat) untuk berburu oksigen.. haha. sekitar berjalan 4 jam ahirnya rombongan kami sampai juga di pos terahir (Pondokan) pukul 11.30, rasa lega karena 70% kita berhasil melakukan perjalanan berat, kami langsung foto2 diarea gubuk2 penambang belerang, untungnya saat itu tak ada satupun penambang di pos tersebut, sehingga kami dengan leluasa dapat mengambil gambar disekitar gubuk-gubuk penambang. dipondokan ini kabarnya para penambang kurang ramah dengan pendaki, jadi berhati-hatilah, untungnya saat kami tiba di pondokan tidak ada satupun penambang, karena untuk hari sabtu-minggu biasanya penambang turun kerumah masing-masing dan berkumpul dengan keluarganya, mereka biasanya menghabiskan waktu 5hari dipondokan ini untuk mencari belerang kepuncak welirang.

Pos terahir pondokan

Pos terahir pondokan

berpose di area pondokan penambang belerang

berpose di area pondokan penambang belerang

Dipondokan kita dapat melihat gubuk-gubuk dari anyaman bambu beratapkan alang2 yang unik, kenapa dinamakan pondokan (Baca: Pondok; tempat perlindungan kecil dan sederhana; tempat gubuk-gubuk untuk istirahat  para penambang belerang), dari pondokan terdapat penunjuk arah kalau lurus sekitar 2-3jam kearah puncak welirang, kekiri menuju puncak arjuno sekitar 3-4jam, setelah sampai pondokan ini kami beristirahat untuk makan dan menunggu waktu dhuhur, disini kami mempersiapkan perbekalan summit attack meliputi jas hujan, head lamp, air minum dan snack. karena dirasa pondokan saat itu aman karena tidak ada satu orangpun disitu kami tinggalkan tas carrier dimusholah pondokan yg terbuat dari kayu, hanya barang-barang yang kami butuhkan untuk summit attack yang kami bawa.

Pukul 12.30 kami berangkat menuju puncak welirang, karena dari rombongan kami tidak ada satupun yang tau jalan, ahirnya kami mengikuti jalan setapak yang kami yakini karena ada bekas tapak sepatu dan serpihan karung (tempat membawa belerang dari puncak menuju pondokan) yang jatuh disepanjang jalan, disepanjang jalan kita bisa melihat kearah kiri puncak gunung arjuno, tak ayal si Lukman berada jauh didepan ingin memastikan dan mencari jalur yang benar karena terdapat banyak percabangan namun ternyata tetap bertemu kembali jalurnya, setelah jauh didepan dan tidak terlihat dari kami yang berada jauh dibelakangnya ahirnya kami sempat takut karena dipanggil tidak ada jawaban dan cuaca makin gelap karena gumpalan awan hitam mulai berkumpul diatas kami ntah apa yang dilakukan diatas sono,. Luuuukmaaaan, lukmaaaan sambil dikasih tambahan tiiiit …  😀 ??!! (teriakan kami saat menelusuri jalanan sambil mencarinya takut berpisah dan hilang seperti berita diatas hehe….

Ketika langkah kaki berjalan hampir dua jam dari pondokan sambil mencari si Lukman kita semakin lemah karena ini adalah pendakian pertama dan sudah berjalan hampir 10jam dengan tanjakan yang bisa dibilang non landai (nanjak terus).. he, apesnya lagi perbekalan makanan kita dibawa oleh si Lukman.. saat kebingungan mencari Lukman eeh si Wisnu merasakan ada yang sakit didadanya (kalo dalam film suro dan boyo dodoe kelbonan lumpur… 😀 ), yaa mungkin karena detak jantung yang semakin cepat karena capek serta oksigen menipis, saya sempat mengajaknya kembali ke pondokan karena takut ada apa-apa ditengah jalan, dan biar si Mahdum dan Jaya mencari Lukman., namun apa jawabannya tidak usah nanggung lanjutkan …!!! saya semakin semangat lagi., eeh ganti si Afif yang sering kali beristirahat kelelahan kita harus sabar menunggu.

Jaya menemani Wisnu yang kedinginan

Jaya menemani Wisnu yang kedinginan

Perjalanan pun kami lanjutkan kembali, baru berjalan beberapa langkah ahirnya mendung yang diatas kita menjadi butiran air yang menetes dan membasahi tubuh kami, jas hujan pun ahirnya bermanfaat, tapi tetap perasaan ini tidak tenang mencari dimana si Lukman, sempat dari kita ingin kembali dan membatalkan acara summit sore itu (saat inilah dibutuhkan timeline yang tepat, ternyata summit sore hari dimusim hujan akan merugikan pendakian karena kita tidak bisa melihat pemandangan dari puncak dan cuaca kurang bersahabat), karena hujan disertai kabut terus menghampiri perjalanan kami, namun kami tidak menyerah dan terus mencari si Lukman sampai batas terahir dari jalur ke puncak, saya berfikiran Lukman mungkin menunggu kami dipuncak.

Tebing tampak jurang disebelahnya, hampir sampai dipuncak Welirang

Tebing tampak jurang disebelahnya, hampir sampai dipuncak Welirang

Setelah berjalan 3jam kita menemui jurang yang sangat curam disebelah sisi kami, dinginnya sore itu, kabut tebal dan hujan rintik-rintik tidak menyulutkan semangat untuk mencapai puncak dan bertemu dengan Lukman, kaki terus melangkah dengan jarak pandang 7m ahirnya secara tidak sengaja berjalan, ternyata kami telah sampai didapur belerang berbentuk kawah di lereng gunung dengan warna abu-abu dan segumpulan belerang warna kuning yang mengeluarkan asap putih, tak tampak kanan kiri karena kabut begitu pekat dan si Lukman tak juga bertemu. sambil teriak-teriak panggil namanya (seperti fans yang histeris ketika idolanya muncul dari semak2 .., haha) tak ada juga jawaban, padahal sudah tidak ada jalan lagi dan ini sudah berada ditempat yang tidak mungkin orang bisa berlama-lama karena asap belerang. tidak ketemu Lukman gpp yang penting kita sudah berfoto dengan belerang hehe… :D,. ahirnya atas ridhonya pukul 15.45 sampailah kita sekitar puncak welirang; saya, anto, mahdum dan wisnu berhasil sampai dapur belerang puncak sudah didepan mata, namun sayang diantara kami ada yang tidak sampai dapurnya karena si Jaya masih setia dibelakang menemani Afif yang sudah tampak pucat dan tidak ada gairah.

Si Anto dan Mahdum duduk istirahat didapur belerang

Si Anto dan Mahdum duduk istirahat didapur belerang

Dapur Welirang

Dapur Welirang

Setelah sekitar 20menit istirahat disekitar dapur belerang, Mas Mahdum menginstruksikan pada kami bahwa sebelum jam 16.30 kita sudah harus kembali, jangan sampai petang tiba kita masih diperjalanan pulang dari puncak (kembali kepondokan), kita harus kembali ke pondokan dan masih kepikiran sama satu anak ini (Lukman), kami berempat kembali dari area belerang dan berkumpul lagi dengan Si Jaya dan afif yang sudah tidak kuat lagi (sempat ingin pingsan biar digotong, karena kakinya serasa sudah mau copot) 😀

Perjalanan turun dari puncak ternyata lebih cepat, namun karena si Afif sudah gak kuat lagi ahirnya Saya dan Jaya memutuskan untuk menuju pondokan duluan untuk mempersiapkan makan malam karena kami sudah merasa lapar dan haus yang mendera (perbekalan dibawa lukman yang entah terus kemana gerangan)., ahirnya sebelum petang saya dan jaya tiba di pondokan pukul 17.30.

Sampai di Pondokan ternyata si Lukman dengan santainya pakai sarung menunggu kita:

Lukman       :  “Haii reek., teko endi ae.., hehe
Feri & Jaya  :  ya Allaaah maaan lukman.., koe tak goleki sampek duwur iki maeng, dirimu nangdi ae maeng, wes-wes barai kepikiran awakmu ae.,
Lukman       :  hehe,. sorry reek aku mau keturon di dalan.
Feri & Jaya  :  -.,?!!@?!?@/#%$&^?#  asyeeeem.., di bengok2’i kq ora jawab., eh turu ternyata, tapi mau kq G ketemu km toh aku??
Lukman       :  Q mau turu di kyk pos ngunu, tak enteni kalian kq g teko-teko.., ya wes, terus balik ng pondokan Q..,
Feri & Jaya  :  Lha yoo makane kq kene wes sampe duwur ora ketemu km., wes bekal panganane arek-arek entek pisan..,
Lukman       :  Iyo tak gowo ki mw., pas nyampek pondokan kq sepii, arep balik nguwehne snack e iki dadakne udan, ya terus G sido budal, ta enteni ae dikene (pondokan)..,
Feri & Jaya :  Km wes ape melbu koran G sido., ape tak laporne kehilangan ki mau arepe., haha :D., yo wes saiki ayo masak ngesakne arek2 di mburi podo kelaparan.

Ahirnya setelah afif dkk. sudah tiba kami berkumpul kembali dan bermalam di pondokan. Raga ini mulai lelah dan dinginnya malam itu begitu terasa menyelimuti tubuh kami suhu dipondokan bisa mencapai 10 derajat celcius, setelah sholat maghrib dan makan malam sudah siap kami segera menyantapnya rame-rame, sambil menunggu sholat isya’ kami pun melepas lelah dan membicarakan rencana awal malam dini hari nanti untuk summit attack puncak Arjuno,  karena diantara kami masih optimis ingin melanjutkan malam nanti kemudian si Mahdum menginstruksikan untuk mengeluarkan semua perbekalan makanan kita dan ternyata logistik yang tersisa hanya cukup untuk bekal makan besok turun gunung, dibarengi kondisi fisik salah satu dari tim kami yang sudah sampai titik darah penghabisan (tidak bisa lagi untuk dipaksakan), juga perbekalan yang mulai menipis, waktu yang terbatas karena minggu sore kita sudah harus berada dimalang lagi, dengan pertimbangan tersebut, finally malam itu juga diputuskan untuk meng cancle perjalanan ke puncak arjuno, mungkin dilain kesempatan kita akan melakukan trip ke puncak arjuno yang belum kesampaian. Setelah sholat isya’ kami pun segera mengeluarkan sleeping bag untuk segera memasukkan tubuh ini kedalamnyadan istirahat untuk mempersiapakn fisik buat turun gunung esok hari.

Minggu, 17 maret 2013

Pukul 06.00 kami baru bisa bangun dari tidur, tidak beberapa lama ahirnya mobil hard top datang di pondokan untuk mengangkut belerang saat itu juga kamipun bergegas untuk merapikan barang-barang dan memasukkan kedalam tas carrier, untuk segera meninggalkan pondokan, pukul 06.30 kami mulai turun menuju pos kop-kopan. Perjalanan menuruni gunung dengan track bebatuan membuat kaki ini terasa lebih berat karena harus ekstra mengerem langkah kaki, sekitar berjalan 30 menit kita putuskan untuk istirahat dan mempersiapkan untuk sarapan, kompor,neesting dan makanan yang lain kami keluarkan semua karena ini adalah makan kami yang terahir.

Menikmati sarapan di Gunung

Menikmati sarapan di Gunung

setelah sarapan dan foto-foto kami segera packing dan melanjutkan perjalanan menuju pos 2. turunan yang curam pun didepan kita namun pemandangan pinus deselimuti kabut membuat suasana menjadi hangat.

"Lebih Baik Pulang nama daripada Gagal dimedan Perang" KOMANDO..!!

“Lebih Baik Pulang nama daripada Gagal dimedan Perang” KOMANDO..!!

Saat perjalanan pulang kami bertemu dengan bapak-bapak yang usianya bisa dibilang sudah tidak diijinkan untuk melakukan pekerjaan berat, yang dengan membawa tongkat menaiki gunung, ternyata bapak tersebut mau mencari belerang diatas (perjuangan mencari nafkah diatas gunung demi keluarga, semoga berkah kek),

Seketika itu kami menjadi lebih bersemangat, setelah berjalan 3jam sampailah dikopkopan. dipos ini ternyta rame juga dengan calon pendaki maupun rombongan yang tidak jadi mendaki (hanya ngecame di pos 2). Warung kecil di pos ini sudah buka, dengan gorengan dan petisnya kami segera membelinya untuk menikmati makan gorengan di atas gunung, he.. setelah cukup beristirahat dipos 2, kami melanjutkan untuk meneruskan perjalanan pulang, baru berjalan beberapa langkah kabut tebal pun kembali datang, ditengah perjalanan ahirnya hujan juga ikut datang menyertai kami. hanya semangat lah yang menerjang kabut serta hujan yang cukup deras, setelah pukul 11.00 kita sampai di Petbocor.

Ternyata warung kecil di pos 1 yang semalam tutup siangnya buka juga, kamipun langsung memesan minuman yang segar untuk menyegarkan rongga ini yang terasa kering meskipun berjalan ditengah hujan. salah satu dari anggota kami tertinggal jauh karena dari awal turun dari puncak welirang sudah tidak kuat lagi mungkin karena kurang persiapan fisik, setelah hampir sekitar satu jam kami berada diwarung dia baru datang dan kami segera memberi minuman hangat, setelah beberapa saat kami segera melanjutkan ke pos PHPA, ahirnya pukul 13.30 sampailah dipos perijinan tretes, ahirnya pendakian pertama kami berhasil dengan selamat. BEGITU CERITANYA …

Hikmah dari perjalanan pendakian kami: “dari mereka kita bisa belajar didalamnya tentang betapa pentingnya semangat, kerja keras, pengorbanan, ketabahan, keyakinan, mawas diri, profesionalisme, kebersamaan serta keikhlasan dalam mewujudkan suatu tujuan”. semoga pelajaran dari gunung dapat kita aplikasikan untuk menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik..”

Ada baiknya jika mengingat dan merenungkan kembali apa yang pernah dikatakan Walter Bonatti ( Italia ):
“aku percaya bahwa alam memiliki pelajaran dan dapat mengajar kita. Karena itu aku percaya bahwa gunung dengan segala keindahannya serta hukum – hukumnya merupakan sekolah yang terbaik bagi manusia.”

Malang,
Best Regards,

Feriawan Efendi, S.Pd.
Mahasiswa PPGT UM

7 thoughts on “Pengalaman Pertama Munggah Gunung; Welirang 3156 mDPL

Leave a comment